Friday, September 13, 2019

KLF (KANDANG LANGIT FARM) PUNYA CERITA AYAM SILANGAN 4 DARAH


 

Si Raka

Berat 2.7 Kg
Umur 6 Bulan
Teknik  : - Cerdas & Cepat nempel pukul lok
              - Pukul depan, Pukul malang 
              - Pukul berefek dan akurat
              - Tahan Pukul

Jenis   : Philkokngon mix Pakhoy
Terjual :  1 Juli 2019


Testimoni Pembeli :

Win ke1 masih di KLF
Klik di sini ðŸ‘‰ðŸ‘‰ðŸ‘‰https://bit.ly/raka-win-perdana

Win ke 2 & 3 di pindo (sudah di Pelanggan)
Klik di sini ðŸ‘‰ðŸ‘‰ðŸ‘‰ https://bit.ly/raka-winke-2seklaigus-ke3

Win ke 4
Klik di sini ðŸ‘‰ðŸ‘‰ðŸ‘‰  https://bit.ly/raka-gelar-ke-4

Win ke 5
Klik di sini ðŸ‘‰ðŸ‘‰ðŸ‘‰https://bit.ly/Raka-gelar-ke-5

Win ke-6
Klik di sini ðŸ‘‰ðŸ‘‰ðŸ‘‰ https://bit.ly/raka-gelar-ke-6

Win ke-7 tgl 15 september 2019 Kalang BUKIT tidak di posting sumber WA

Win ke-8
Klik di sini ðŸ‘‰ðŸ‘‰ðŸ‘‰ https://bit.ly/raka-rekor-ke-8

Sekian terimakasih.
Salam satu Hoby


Thursday, September 12, 2019

Ayam jenis ganoi



Mengenal Ayam Ganoi
Sabung ayam di Vietnam adalah sebuah tradisi yang lama dan sekarang muncul kembali. Ayam Ganoi merupakan ayam asli yang berasal dari Vietnam. Ayam ganoi memiliki pamor dalam dunia sabung ayam. Artikel kali ini Bandar Sabung Ayam akan membahas lebih dalam tentang ciri ayam ganoi yang sangat pamor di dunia sabung ayam

Ayam ganoi begitu banyak yang berminat dan saat ini ayam ganoi sudah banyak di kirim ke banyak negara seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia. Sejarah tentang ayam ganoi juga tidak dapat di telusuri lebih dalam karena kurangnya dokumentasi atau perjalanan dari ayam ganoi ini.

Ciri ayam ganoi memiliki mata seperti kodok, sebenarnya memiliki mata yang besar sangat tidak coock untuk ayam aduan akan tetapi ayam ganoi ini memiliki kelas yang berbeda khususnya pada galur ayam ganoi ini. Dengan ciri ayam ganoi yang memiliki mata seperti kodok lalu di kombinasikan dengan warna kaki berwarna hijau memiliki arti sebagai petarung hingga mati dan pantang menyerah serta tak akan putus asa atau pun kabur dari ayam lawan.

Penemuan baru oleh para peneliti Jepang menunjukan domestikasi yang berlangsung lebih dri 8.000 tahun lali di antara yang sekarang Thailand dan Vietnam merupakan wilayaj di mana ayam hutan merah ini di temukan saat ini.

Ciri ayam ganoi juga bisa di tandai dengan memiliki dua baris sisik yang berbentuk zigzag pada bagian tengah. 3 atau 4 baris sisik pada ayam ganoi sangat jarang di jumpai.

Ayam ganoi dapat di golongkan pada dua keturunan yang berbeda dari gaya bertarungnya yaitu ga noi don (ga don) dan ga noi cua (ga cua). Don memiliki definisi yang berarti meronta, memukul, mencambuk, sedangkan cua berarti taji.

Menurut penulis yang menceritkan kisah sabung ayam pada tahun 1915 memberikan definisi lain dari kata noi yang memiliki arti sebagai ras, garis leluhur, sebuah membedakan keturunan dan sebuah kemurnian berkembang biak secara individu atau strain.

Ciri ayam ganoi dari segi gaya bertarung secara umum ga don dan ga cua  sangat berbeda. Ga don lebih mengangalkan tangkai dan kaki untuk menjatuhkan ayam lawan, sementara ayam ga cua cenderung lebih mengandalkan tikaman dari tajinya. Pertumbuhan taji pada ayam ga cua jauh lebih cepat apabila di bandingkan dengan ayam ga don.

Ciri Ayam Ganoi Yang Banyak Di Minati Oleh Para Botoh :
Badan tegas berotot, agak panjang dan dada tebal
Tulang besar, padat dan berat
Paha berotot. Paha yang biasanya lebih panjang dari kakinya
Berat ayam ganoi mencapai 2,8kg hingga 5kg
Kaki menengah ke tinggi, kebanyakan persegi dan segitiga. Namun untuk sekarang bentuk bulat sudah banyak di temui
Bulu tidak terlalu banyak di kepala, leher dan paha. Bulu kasar dan rapuh
Kulit berubah merah apabila terkena banyak cahaya matahari
Daging tebal
Ekor pendek, agak tebal, dan rapat
Warna bulu sangat khas
Suara kokok yang mendalam dan rendah
Demikian informasi seputar ciri ayam ganoi berasal dari Vietnam yang bisa Bandar Sabung Ayam berikan kepada para penghobi sabung ayam diseluruh indonesia, semoga artikel yang kami berikan bisa membantu para botoh dan bermanfaat.

Wednesday, September 11, 2019

Mengapa Harus Memilih Shamo


Sekilas Tentang Shamo


Penting untuk diingat, bahwa sejak dulu Shamo Jepang berasal dari Thailand.
Dengan perkembangbiakan selektif berulang yang teliti dan akurat, Shamo Jepang diciptakan, sedemikian rupa sehingga sekarang Shamo diimpor kembali ke Thailand dan Filipina untuk dikawinkan silang dengan ayam asli. Shamo Thailand memiliki berat sekitar 4kg paling berat, di mana Shamo Jepang dapat memiliki berat hingga 6,5 ​​kg. Orang dapat melihat bahwa dengan naluri tempur, fisik, gaya bertarung, dan pukulan Shamo Jepang, bahwa trah itu pasti datang dengan cara yang cukup. Baik Shamo Thailand dan Jepang memiliki kualitas yang berbeda, yang semuanya disebabkan oleh teknik pemuliaan yang baik. Pastinya, menunggang kuda dan merpati balap adalah contoh klasik dari teknologi tersebut. Sangat tidak mungkin menghasilkan kuda balap lambat ketika dibesarkan dari dua kuda yang sangat cepat. Demikian pula, tidak biasa menghasilkan merpati balap yang unggul dari dua burung yang bergerak lambat yang kekurangan stamina. Maka, sangat masuk akal bahwa tanpa dua hewan kelas satu dari spesies tersebut, hampir tidak mungkin menghasilkan apa pun dengan kualitas pita biru. Shamo Asia Shamo Asia dikelompokkan menjadi sejumlah besar spesies yang berbeda. Sejak zaman kuno, pembiakan selektif telah membudidayakan ayam jago bertarung yang canggih, membuat Shamo Asia tidak terkalahkan dalam hal kekuatan, stamina, dan kecepatan. Kecepatan yang luar biasa dari ayam jago pertempuran Thailand dan Vietnam telah menghasilkan julukan 'Senjata Tempur di mana keberanian Shamo Jepang untuk bertarung sampai mati dengan kekuatan mentalnya dan tubuh berototnya yang hebat telah menamai julukan' Unit Operasi Khusus '(atau' Baret Hijau'). Dalam dunia pertarungan ayam, Shamo adalah mesin pertarungan paling kuat dan unggul. Shamo Asia dapat dilihat di seluruh Asia; dari Korea ke Pakistan, India, Indonesia, Cina, Thailand, Vietnam dan Jepang, dan di masing-masing wilayah masing-masing negara memiliki gaya dan preferensi masing-masing untuk memurnikan spesies, seperti Shamo India, Shamo Thailand, Shamo Vietnam, Taiwan, dan Shamo Jepang. 


Sumber : http://www7b.biglobe.ne.jp/~cockfight/

Tuesday, September 10, 2019

Perkawinan Silang Pada Ayam Fighting ( BREDING )


Population Genetics

Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : "population genetics".
Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan super fight.

Metode ini merupakan pengembangan dari teori Gregory Mendel yg dimodifikasi. Aplikasinya dengan menggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dgn detail.
Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisa menikmati hasilnya selama 20 tahun lebih…!!

Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yg nantinya ingin kita hasilkan.

Berikut penerapannya di lapangan :

Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. cross breed II

1. Cross breed I
Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayam terbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.

Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dgn kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam typikal kerjanya. Misalkan ingin punya ayam dgn pukul keras, maka carilah ayam juara yg tipikal kerjanya pukul keras. Kemudian cari juga pasangan betinanya yg keturunan ayam pukul keras.
Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dgn karakter pukul keras secara merata pada anakannya.

Cross breed 1 ini dianggap tahap yg paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yg bisa membuang waktu percuma.

2. Inbreed :
Tujuan inbreed adlh mencetak breeder (parental stock) yg menyatukan sifat2 positif yg dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (dominan).
Hasil inilah yg disebut 'investasi', modal dasar dan aset ternakan kita yg sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi petarung. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.

3. Line breed :
Setelah dapat 'modal' dari inbreed, diperkuat lagi dgn line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dgn paman yg punya pukul keras, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dgn karakter pukul sempurna yg sangat dominan. Mungkin inilah yg dimaksud oleh Steven sebagai 'super breed'. Yaitu ayam yg memiliki daya turun breeding yg kuat thdp anak2nya.

4. Cross breed 2 :
Super breed ini boleh dicoba utk disilang dgn ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dgn ayam lain yg pukul keras, hasilnya pasti ayam dgn pukulan sempurna. Kalau di cross dgn ayam yg sifatnya agak berbeda, -teknik bagus misalnya- maka pukul kerasnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dgn tipikal pukul keras dan teknik bagus. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.


Beberapa prinsip yg harus dipahami :

1. Tujuan utama teori population genetics adalah untuk melestarikan karakter/sifat-sifat unggul dari indukan (untuk mudahnya kita pake saja istilah "geno-type") , bukan mempertahankan ciri-ciri fisik (feno-type). Dgn kata lain, tujuan teori ini adlh menciptakan ‘super ‘breeder’.

2. Inbreeding pada prinsipnya adalah upaya menggabungkan sifat-sifat/ karakter 2 individu yang berbeda, baik karakter yang positif maupun negatif. (Ingat, tidak ada ayam yg sempurna). Oleh karenanya rumus inbreeding adalah "the best vs the best". Mr. Breemen memakai istilah super breeder vs super breeder. Yang kedua, super breeder harus mempunyai karakteristik yg dapat mendukung "khayalan" kualitas ayam yg ingin dihasilkan dari ternak kita. Misalnya kalau kita menghayalkan bahwa hasil ternakan kita harus teknik bagus, maka cari indukan yg teknik bagus. Kalau sekarang belum memiliki atau belum mampu memiliki indukan yg "ideal", menurut saya tidak perlu khawatir karena kualitas indukan dapat diperbaiki melalui cross-breeding.
Mungkin ada yg bertanya, kalau kita sudah punya "super breeder" kenapa tidak itu saja diternak dan nggak perlu repot-repot pake teori population genetics??
jawab : Kalau tujuan kita ternak hanya jangka pendek memang teori population genetics tidak perlu, tapi seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kita adalah jangka panjang. Perlu diingat bahwa super breeder yg kita punya suatu saat akan mati, mandul, atau sakit. Kalau ini terjadi maka kita kehilangan modal. Itu sebabnya banyak peternak besar yg gagal mempertahankan standard kualitasnya dan terus menurun. Dan banyak ayam2 juara yg terputus generasinya.

3. Cross-breeding yg pertama adalah pada saat awal memulai ternak dimana indukan berasal dari dua darah (strain) yg berbeda sedangkan cross-breeding yg kedua dilakukan dengan dua tujuan, yaitu apabila kita ingin memproduksi petarung dan untuk memperbaiki kualitas darah yg sudah ada (menambahkan elemen baru atau "additive characteristics" yg sudah ada).

4. Aplikasi teori population genetics menuntut adanya sistem seleksi yg ekstra ketat. Beberapa waktu yg lalu ada pendapat yg mengatakan untuk bisa memakai sistem inbreeding, maka kita harus menjadi ahli "membunuh". Istilah ini sebenarnya hanya untuk memberikan tekanan bahwa anakan yg akan melanjutkan generasi indukan harus diseleksi secara ketat. Pilihlah anak betina yg mirip bapaknya dan anak jantan yg mirip ibunya. Yang perlu dipahami, pengertian "mirip" disini bukan mirip secara fisik, tapi yg lebih penting adalah karakternya (tetapi kalau secara fisik juga mirip ya tidak apa-apa). Di sini lagi-lagi diperlukan "feeling" dan keahlian dalam melakukan seleksi. Agar kita bisa melakukan seleksi, misalnya untuk mengambil 1 pasang pada setiap generasi kita tetaskan 3 X, lalu dari situ dilakukan seleksi untuk menentukan 1 pasang yg akan melanjutkan karakter moyangnya (ancestors). Semakin banyak pilihan yg akan diseleksi, akan semakin bagus.

5. Hasil inbreeding selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (ayam hasil inbreeding menunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada ayam hasil in-breeding berarti effek dari inbreeding itu lebih bagus ( confused confused ).
Ayam hasil inbreeding tidak cocok untuk tarung, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (orang eropa biasanya beli burung bukan untuk dimainkan tapi untuk breeding). Turunanya nanti yang dimainkan.
Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil inbreeding di-cross dengan ayam lain. Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya (offspring), sedangkan cross-breeding untuk menambah sifat-sifat/ karakter yang sudah ada seperti menambah vitalitas, karakter dan kekuatan.
Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek. In-breeding adalah pengurangan variasi atau keragaman. Semakin banyak/sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breed maka turunannya akan mirip satu sama lain.
Menjodohkan bapak dan anaknya yg cewek atau ibu dengan anaknya yg cowok lebih efektif hasilnya dari pada menjodohkan kakak dengan adiknya (meskipun sama-sama in-breeding tapi sepertinya dampaknya berbeda).


semoga bermanfaat
salam

Berita tentang ayam